Konsep kuantitas dan kualitas air
i metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
perairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang
digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
- 3. Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
- Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
- Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
- COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001
mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas
air tersebut buruk.
- BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai
BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No | Parameter | Satuan | Kadar Maksimum | ||||
Golongan A | Golongan B | Golongan C | Golongan D | ||||
FISIKA | |||||||
1 | Bau | - | - | - | - | - | |
2 | Jumlah zat padat terlarut | Mg/L | 1000 | 1000 | 1000 | 1000 | |
3 | Kekeruhan | Skala NTU | 5 | ||||
4 | Rasa | - | |||||
5 | Warna | Skala TCU | 15 | ||||
6 | Suhu | oC | Suhu udara | ||||
7 | Daya Hantar Listrik | Umhos/cm | 2250 | ||||
KIMIA anorganik | |||||||
1 | Air raksa | Mg/lt | 0.001 | 0.001 | 0.002 | 0.005 | |
2 | Aluminium | Mg/lt | 0.2 | - | |||
3 | Arsen | Mg/lt | 0.005 | 0.05 | 1 | 1 | |
4 | Barium | Mg/lt | 1 | 1 | |||
5 | Besi | Mg/lt | 0.3 | 5 | |||
6 | Florida | Mg/lt | 0.5 | 1.5 | 1.5 | ||
7 | Kadmium | Mg/lt | 0.005 | 0.01 | 0.01 | 0.01 | |
8 | Kesadahan CaCO3 | Mg/lt | 500 | ||||
9 | Klorida | Mg/lt | 250 | 600 | 0.003 | ||
10 | Kromium valensi 6 | Mg/lt | 0.005 | 0.05 | 0.05 | 1 | |
11 | Mangan | Mg/lt | 0.1 | 0.5 | 2 | ||
12 | Natriun | Mg/lt | 200 | 60 | |||
13 | Nitrat sebagai N | Mg/lt | 10 | 10 | |||
14 | Nitrit sebagai N | Mg/lt | 1.0 | 1 | 0.06 | ||
15 | Perak | Mg/lt | 0.05 | ||||
16 | .pH | 6.5 – 8.5 | 5 – 9 | 6 – 9 | 5 – 9 | ||
17 | Selenium | Mg/lt | 0.01 | 0.01 | 0.05 | 0.05 | |
18 | Seng | Mg/lt | 5 | 5 | 0.02 | 2 | |
19 | Sianida | Mg/lt | 0.1 | 0.1 | 0.02 | ||
20 | Sulfat | Mg/lt | 400 | 400 | |||
21 | Sulfida sebagao H2S | Mg/lt | 0.05 | 0.1 | 0.002 | ||
22 | Tembaga | Mg/lt | 1.0 | 1 | 0.02 | 0.1 | |
23 | Timbal | Mg/lt | 0.05 | 0.01 | 0.03 | 1 | |
24 | Oksigen terlarut (DO) | Mg/lt | - | >=6 | >3 | ||
25 | Nikel | Mg/lt | - | 0.5 | |||
26 | SAR (Sodium Absortion Ratio) | Mg/lt | - | 1.5 – 2.5 | |||
Kimia Organik | |||||||
1 | Aldrin dan dieldrin | Mg/lt | 0.0007 | 0.017 | |||
2 | Benzona | Mg/lt | 0.01 | ||||
3 | Benzo (a) Pyrene | Mg/lt | 0.00001 | ||||
4 | Chlordane (total isomer) | Mg/lt | 0.0003 | ||||
5 | Chlordane | Mg/lt | 0.03 | 0.003 | |||
6 | 2,4 D | Mg/lt | 0.10 | ||||
7 | DDT | Mg/lt | 0.03 | 0.042 | 0.002 | ||
8 | Detergent | Mg/lt | 0.5 | ||||
9 | 1,2 Dichloroethane | Mg/lt | 0.01 | ||||
10 | 1,1 Dichloroethane | Mg/lt | 0.0003 | ||||
11 | Heptachlor heptachlor epoxide | Mg/lt | 0.003 | 0.018 | |||
12 | Hexachlorobenzene | Mg/lt | 0.00001 | ||||
13 | Lindane | Mg/lt | 0.004 | 0.056 | |||
14 | Metoxychlor | Mg/lt | 0.03 | 0.035 | |||
15 | Pentachlorophenol | Mg/lt | 0.01 | ||||
16 | Pestisida total | Mg/lt | 0.1 | ||||
17 | 2,4,6 Trichlorophenol | Mg/lt | 0.01 | ||||
18 | Zat Organik (KMnO4) | Mg/lt | 10 | ||||
19 | Endrin | Mg/lt | - | 0.001 | 0.004 | ||
20 | Fenol | Mg/lt | - | 0.002 | 0.001 | ||
21 | Karbon kloroform ekstrak | Mg/lt | - | 0.05 | |||
22 | Minyak dan lemak | Mg/lt | - | Nihil | 1 | ||
23 | Organofosfat dan carbanat | Mg/lt | - | 0.1 | 0.1 | ||
24 | PCD | Mg/lt | - | Nihil | |||
25 | Senyawa aktif biru metilen | Mg/lt | - | 0.5 | 0.2 | ||
26 | Toxaphene | Mg/lt | - | 0.005 | |||
27 | BHC | Mg/lt | - | 0.21 | |||
Mikrobiologik | |||||||
1 | Koliform tinja | Jml/100ml | 0 | 2000 | |||
2 | Total koliform | Jml/100ml | 3 | 10000 | |||
Radioaktivitas | |||||||
1 | Gross Alpha activity | Bq/L | 0.1 | 0.1 | 0.1 | 0.1 | |
2 | Gross Beta activity | Bq/L | 1.0 | 1.0 | 1.0 | 1.0 | |
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter | Satuan | Kadar maksimum yang diperbolehkan | Keterangan |
1 | 2 | 3 | 4 |
| |||
E. coli atau Fecal coli | Jumlah per 100 ml sampel | 0 | |
| |||
E. coli atau Fecal col | Jumlah per 100 ml sampel | 0 | |
Total Bakteri Coliform | Jumlah per 100 ml sampel | 0 | |
| |||
E. coli atau Fecal col | Jumlah per 100 ml sampel | 0 | |
Total Bakteri Coliform | Jumlah per 100 ml sampel | 0 |
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum (Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
- Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
sumber : http://ahmad-ardani.blogspot.com/
Assalamualaikum..
BalasHapusMohon ditinjau lagi materinya, knpa ada yg terpotong materi.y dibagian awal...
Terimakasih...